TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
(POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN)
Oleh :
Catur Agus Ariyanto
(0643022008)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014
A.
PENGERTIAN
POPULASI DAN SAMPEL
- Populasi
Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (). Jadi
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain.
Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari,
tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau
obyek yang diteliti itu. Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2009), yaitu: Populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi target
adalah populasi yang menjadi sasaran keterbelakukan kesimpulan penelitian kita
(Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).
Contoh: -
Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Yogyakarta
- Populasi targetnya adalah seluruh dosen
MIPA di Yogyakarta
- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku
bagi dosen diluar Fakultas MIPA
Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi
sasaran penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri
dari orang-orang biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota
penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan
objek penelitian.
- Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (). Sampel adalah kelompok kecil
yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Nana Syaodih Sukmadinata,
2009). Penelitian dengan menggunakan sampel lebih menguntungkan dibandingkan
dengan penelitian menggunakan populasi, karena penelitian dengan menggunakan
sampel lebih menghemat biaya, waktu dan tenaga. Dalam menentukan sampel langkah
awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau menentukan
populasi target.
Ada beberapa
kekeliruan yang mengkibatkan bias dalam penarikan sampel (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009), antara lain:
a.
dalam menentukan populasi target
Contoh: populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi
dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
b. karakteristik sampel yang diambil tidak
mewakili karakteristik populasi target
Contoh: penelitiannya adalah
presepsi para siswa terhadap pemberian layanan BK disekolah, tapi angketnya
diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang belum mendapatka layanan BK
di sekolah.
c. salah dalam menentukan wilayah
Contoh: populasi target adalah
seluruh DIY, tapi dalam penarikan sampel hanya dilakukan di daerah pedesaan
saja.
d. jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak
proporsional dengan jumlah populasinya
e. kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas
B.
JENIS-JENIS
POPULASI
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur
yang menunjukkan cirri dari populasi itu. Di antara yang kita kenal basar-besaran : rata-rata,
bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai paremeter
populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, bila
nilainya itu berubah, maka berubah pula populasinya.
Populasi adalah
keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumberdata yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian
(Hadani Nawawi, 1983: 141). Kaitanya dengan batasan tersebut, populasi dapat
dibedakan menjadi dua yaitu:
a.
Populasi
terbatas atau populasi terhingga, yaitu populasi yang memiliki batasan
kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya
5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik; masa kerja
2 tahun, lulusan program Stara 1, dan lain-lain.
b. Populasi tak
terbatas atau populasi tak terhingga, yaitu populasi yang tidak dapat ditemukan
batasanya , sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif. Misalnya, guru di
Indonesia, yang berarti jumlahnya harus di hitung sejak guru yang pertama ada
sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya tidak
dapat dihitung, hanya dapat diganbarkan suatu objek secara kualitas dengan
karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang dan yang
akan menjadi guru. Populasi seperti ini disebut juga
parameter.
Ada 2 macam
populasi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009), yaitu:
a. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang dengan alasan
yang kuat (reasonable) memiliki
kesamaan karakteristik dengan populasi terukur.
b. Populasi Terukur (accessable population)
Populasi terukur adalah populasi yang secara ril
dijadikan dasar dalam penentuan sampel dan secara langsung menjadi lingkup
sasaran keberlakuan kesimpulan.
Contoh: - Populasi terukurnya
adalah kemampuan bahasa anak usia 5 tahun di kabupaten Batul. Karena tingkat
kecerdasan, kematangan berbahasa, usia, lingkungan dan status sosial ekonomi,
anak-anak di kabupaten Batul sama dengan di Yogyakarta.
- Populasi targetnya adalah
populasi anak usia 5 tahun di Yogyakarta
- Kesimpulannya adalah kemampuan berbahasa
anak usia 5 tahun di kabupaten batul berlaku untuk propinsi Yogyakarta
Selain itu, populasi dapat di
bedakan menjadi 2 (Margono, 1997), yaitu:
a. Populasi
teoritis (Theoritical population),
yaitu sejumlah populasi yang batasanya ditetapkan secara kuantitatif.
b. Populasi
yang tersedia (Accessible population),
yaitu sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas
Populasi
yang tersedia (Accessible population),
yaitu sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas.
C. TEHNIK SAMPLING
Tehnik sampling merupakan tehnik dalam pengambilan sampling (). Pada
dasarnya tehnik sampling dikelompokkan menjadi 2 (Sukardi, 2003), yaitu:
- Probability Sampling
Probability sampling adalah tehnik sampling yang
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (). Pemilihan sampel dengan cara
probabilitas (probability) ini sangat dianjurkan pada penelitian kuantitatif.
Dalam Probability sampling, ada 4 macam tehnik
yang dapat digunakan (Sukardi, 2003), antara lain:
a. Sampling acak (random sampling)
Sampling acak adalah sampling dimana eleman-eleman
sampelnya ditentuka atau dipilih berdasarkan nilai probabilitas dan
pemilihannya dilakukan secara acak (Supranto, 1998). Sampling acak ini
mempunyai kelemahan (Nasution, 2003), antara lain: sampling jenis ini sukar
atau sulit, ada kalanya tidak mungkin memperoleh data lengkap tentang keseluruhan
populasi. Sedangkan ciri sampling acakan yaitu, setiap unsure dari keseluruhan
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Nasution, 2003).
Dalam penelitian hal penting yang harus
diperhatikan untuk mendapatkan responden yang akan dijadikan sempel, makaa
peneliti harus mengetahui jumlah responden yang ada dalam populasi. Tehnik
memilih sampling acak ini dapat dilakukan dengan beberapa cara (Sukardi,2003),
antara lain:
1. Cara manual atau tradisional
Cara manual atau tradisional ini dapat dilihat
dalam kumpulan ibu-ibu arisan. Cara ini dapat dilakukan dengan beberapa
langkah, yaitu:
·
Tentukan
jumlah populasi yang dapat ditemui
·
Daftar
semua anggota dalam populasi dan masukkan dalam kotak yang diberi lubang
penarikan
·
Kocok
kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat
·
Nomor
anggota yang dikeluarkan adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian
·
Lakukan
terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai
2. Menggunakan tabel random
Sampling acakan dengan menggunakan tabel ini mudah
dilaksanakan, selain itu sampel yang diperoleh cukup presentatif asal populasi
yang sesungguhnya telah diketahui. Langkah-langkah yang digunakan untuk memilih
sampel, (Sukardi, 2003) yaitu:
·
Identifikasi
jumlah total populasi
·
Tentukan
jumlah sampel yang diinginkan
·
Daftar
semua anggota dengan nomor kode yang diminta
·
Pilih
secara acak dengan menggunakan penunjuk pada angga yang ada didalam tabel
·
Pada
angka-angka yang dipilih, lihat hanya angka digit yang tepat yang dipilih
·
Jika
angka dikaitkan dengan angka terpilih untuk individual dalam populasi menjadi
individu dalam dalam sampel
·
Gerakan
penunjuk dalam kolom atau angka, ulangi terus hingga jumlaj sampel yang
diinginkan tercapai
·
Membagi
dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sesuai dengan bentuk desain
penelitian
Langkah-langkah dalam penarikan sampel adalah
menetapkan cirri-ciri populasiyang menjadi sasarandan akan diwakili oleh sampel
di dalam penyelidikan. Penarikan sampel dalam penelitian bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai populasi tersebut. Dalam teknik acak ini ada
beberapa macam sampling acak (Nana Syaodih, 2009), yaitu:
1.
Sampling Acakan yang Sederhana (Simple random sampling)
Dalam pengambilan acakan sederhana (Simple
random sampling) seluruh individu yang menjadi anggota populasi
memiliki peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sampel. Setiap
individu memiliki peluang yg sama untuk diambil sebagai sampel, krena
individu-individu tersebut memiliki karakteristik yang sama. Setiap individu
juga bebas dipilih karena pemilihan individu-individu tersebut tidak akan
mempengaruhi individu yang lain.
2.
Sampling Acakan dengan Stratifikasi (Stratified random sampling)
Populasi biasanya perlu digolongkan menurut ciri
(stratifikasi) tertentu untuk keperluan penelitian. Missal, menjadikan buruh
suatu pabrik besar sebagai populasi dan populasi ini distratifikasikan menurut
usia <20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, dan >50 tahun.
Untuk lebih sederhana, dapat diatur tiap jumlah
golongan atau kategori sehingga berjumlah 1000 orang, sedangkan proporsi
dipilih sebanyak 100 orang atau 10 persen.
Usia Buruh
|
Jumlah
|
Proporsi sampel
|
Sampel
|
< 20 tahun
20-29 tahun
30-39 tahun
40-49 tahun
50 atau lebih
|
100
200
300
300
100
|
10%
20%
30%
30%
10%
|
10
20
30
30
10
|
Jumlah
|
1000
|
100%
|
100
|
Setelah kita
melakukan stratifikasi atau penggolongan menurut cirri baru kemudian kita
menentuka sampel setiap golongan secara acak
3. Sampling acakan secara proporsional (Proportionate stratified random sampling)
4. Sampling acakan secara tak proporsional
menurut stratifikasi (disproportionate
stratified random sampling)
Sampling ini
hampir sama dengan sampling stratifikasi, bedanya proporsi
subkategori-kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalam
populasi. Hal ini dilakukan karena
subkategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya. Misal, kita mengambil
populasi tenaga pengajar yang terdiri atas guru besar, lector kepala, lector,
lector muda, dan asisten. Sampel dapat diambil secara merata yakni untuk
masing-masing kategori 1/5 atau 20 persen.
Maka peneliti menentukan sampel atas pertimbangan
proporsi yang dianggapnya lebih representatif misalnya:
Guru besar 10%
Lektor kepala 20%
Lektor 25%
Lektor muda 25%
Asisten 20%
Bila jumlah sampel cukup besar, maka kepincangan
sampling dengan sendirinya teratasi. Sampling ini tidak memakan banyak waktu
dibandingkan dengan sampling secara proporsional. Sedangkan kelemahan sampling
jenis adalah proporsi tiap kategori yang sebenarnya menurut populasi jadi
terganggu.
5.
Sampling Acak Klaster-Berstrata (stratified-cluster)
Random ini merupakan gabungan atau perpaduan dari
cara pengambilan sampel acak berstrata dengan sampel acak cluster. Setiap
populasi memiliki karakteristik yang berbeda. Populasi yang memiliki strata
saja terjadi karena peneliti sendiri sudah membatasi populasinya pada klaster
tertentu tapi klaster ini masih cukup luas. Contoh: perajin rotan, petani yang memiliki sawah
dan SMA di perkotaan. Sedangkan populasi yang memiliki klaster saja karena
peneliti telah membatasi pada strata tertentu. Contoh: populasi guru-guru
lulusan D3 atau S1 saja. Pengambilan
sampel secara acak klaster-berstrata harus tetap memperhatikan syarat acak atau
karakteristik yang sama.
b.
Tehnik Klaser/Sampling Daerah/Area
sampling (Cluster sampling)
Area sampling ini merupakan sampling menurut daerah atau
pengelompokannya (Nasution, 2003). Tehnik klaser ini memilih sample berdasarkan
pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek secara alami berkumpul bersama.
Langkah-langkah dalam menggunakan teknik klaser (Sukardi, 2003), yaitu:
v Identifikasi populasi yang hendak
digunakan dalam studi
v Tentukan besar sampel yang digunakan
v Tentukan dasar logika untuk menentukan
klaser
v Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang
ada pada setiap klaser
v Daftar semua objek dalam setiap klaser
dengan membagi antara jumlah sampel dengan jumlah klaser yang ada
v Secara random, pilih jumlah anggota sampel
yang diinginkan untuk setiap klaser
v Jumlah sampel adalah jumlah klaser
dikalikan jumlah anggota populasiper klaser
Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area
sampling ini mempunyai beberapa keuntgungan dan kelemahan (Nasution, 2003),
antara lain:
·
Keuntungan:
1. teknik ini dapat digunakan peneliti yang
melibatkan jumlah populasi yang besar dan tersebar didaerah yang luas,
2. pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang
digunakan lebih murah kerana berpusat pada daerah yang terbatas,
3. generalisasi yang diperoleh berdasarkan
penelitian daerah-daerah tertentu dapat berlaku pada daerah-daerah diluar
sampel.
·
Kelemahan:
jumlah individu dalam setiap daerah tidak sama
c.
Teknik secara stratifikasi
Teknik stratifikasi ini harus digunakan
sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa kondisi populasi terdiri atas
beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang berbeda antara
satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi dapat ditingkatkan dengan
menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan
oleh besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Teknik
stratifikasi ini mempunyai beberapa langkah (Sukardi, 2003), yaitu:
·
Identifikasi
jumlah total populasi
·
Tentukan
jumlah sampel yang diinginkan
·
Daftar
semua anggota yang termasuk sebagai populasi
·
Pisahkan
anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki
·
Pilih
sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam
teknik random diatas
·
Lakukan
langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada, sampai jumlah sampel yang ada
d.
Teknik secara sistematis (systematic
sampling)
Teknik pemilihan sampel ini menggunakan prinsip
proporsional, dengan cara menentukan pilihan sampel pada setiap 1/k dimana k
adalah suatu angka pembagi yang telah ditentukan (misal: 5,6 atau 10). Pada
teknik secara sistematis ini mempunyai beberapa langkah dalam memilih sampel
(Sukardi, 2003), antara lain:
·
Identifikasi
total populasi yang akan digunakan dalam proses penelitian
·
Daftar
semua anggota populasi
·
Berikan
nomor kode untuk setiap anggota populasi
·
Tentukan
besarnya jumlah sampel yang ada
·
Tentukan
proporsional sistematis k yang besarnya sama dengan jumlah populasi dibagi
dengan jumlah sampel
·
Mulai
dengan mengacak anggota populasi
·
Ambil
setiap k terpilih untuk menjadi anggota cuplikan, samapi jumlah total terpenuhi
- Non Probability Sampling
Tehnik non probability sampling merupakan cara pengambilan
sampel yang pada prinsipnya menggunakan pertimbangan tertentu yang digunakan
oleh peneliti. Tehnik ini dapat dalakukan dengan mudah dalam waktu yang sangat
singkat. Tapi kelemahan tehnik ini adalah hasilnya tidak dapat diterima dan
berlaku bagi seluruh populasi, karena sebagian besar dari populasi tidak
dilibatkan dalam penelitian (Nasution, 2003). Dalam tehnik non probability
sampling ini ada 4 macam tehnik memilih sampel (Nasution, 2003), yaitu:
a. Tehnik memilih sampel secara kebetulan (accidental sampling)
Tehnik ini dikatakan secara kebetulan karena
peneliti memang sengaja memilih sampel kepada siapapun yang ditemui peneliti
atau by accident pada tempat, waktu, dan cara yang telah ditentukan (Sukardi,
2003). Sampel aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang
kebetulan ada (Nasution, 2003). Misal, menanyakan setiap orang yang dijumpai
ditengah jalan untuk meminta pendapat mereka tentang kenaikan harga. Teknik ini
juga mempunyai kelebihan, metode ini sangat mudah, murah, dan cepat untuk
dilakukan. Sedangkan kekurangan teknik ini adalah sampel ini sama sekali tidak
representatif tentu saja tak mungkin diambil suatu kesimpulan yang bersifat
generalisasi.
Teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan,
kelebihan dari tehnik ini adalah mudah untuk dilakukan dan mudah memperoleh
informasi yang diinginkan, sedangkan kekurangan dari tehnik ini jika orang yang
lewat bukan orang yang diharapkan dipilih sabagai sampel, sehingga akan terjadi
bias responden dan bias informasi. Misal, seorang peneliti berdiri didepan
pintu gerbang sekolah dan menanyai setiap siswa yang kebetulan lewat pintu
tersebut antara jam 08.00-10.00 pagi dan dilakukan berulang-ulang beberapa hari
sampai akhirnya informasi yang dicari telah tercapai.
b. Teknik Sampling sistematis
Sampling sistematis yaitu memilih sampel dari
suatu daftar menurut urutan tertentu (Nasution, 2003). Misal, tiap individu
yang ke-10 atau ke-n dalam anggota perkumpulan buruh. Cara menentukan daftar
individu, yaitu:
·
Tentuka
besar sampel yang diinginkan
·
Silidiki
jumlah populasi, yaitu nama atau data pada daftar itu
·
Untuk
menarik nama pertama cabut suatu nomor secara acakan
·
Sebagai
variasi dapat kita lakukan sebagai berikut, setelah memperoleh sejumlah
individu tertentu, kita ambil lagi suatu nomor baru secara acak untuk memilih
jumlah orang berikutnya dan seterusnya sampai tercapai jumlah sampel yang
diinginkan.
Sampling sistematis ini mempunyai keuntungan dan
kekurangan (Nasution, 2003), yaitu:
·
Keuntungan,
cara ini mudah dalam pelaksanaannya dan cepat diselesaikan serta kesalahan
tentang memilih individu mudah diketahui dan tidak mempengaruhi hasil
·
Kerugian,
bahwa individu yang berada diantara yang kesekian dan kesekian dikesampingkan,
sehingga cara ini tidak sebaik sampling acakan.
c. Memilih sampel dengan tehnik bertujuan (purposive sampling)
Penelitian tertentu dilakukan secara intensif
untuk memperoleh gambaran utuh tentang suatu kasus. Tehnik ini biasanya
dilakukan dalam penelitian kualitatif, penelitian ini bertujuan mempelajari
kasus-kasus tertentu. Misal, para peneliti memilih para pedagang tertentu untuk
memperoleh informasi tentang macam-macam
harga barang. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan,
(Nasution, 2003), yaitu:
·
Kelebihan,
» Sampel ini dipilih
sedemikian rupa, sehingga relevan dengan desain penelitian
» Cara ini relatif mudah dan
murah untuk dilaksanakan
» Sampel yang dipilih adalah
individu yang menurut pertimbangan penelitian dapat didekati
·
Kelkurangan,
» Tidak ada jaminan sepenuhnya
bahwa sempel itu representatif seperti halnya dengan sampel acakan atau random
» Setiap sampling yang acakan
atau random yang tidak memberikan kesempatan yang sama untuk dipilih kepada
semua anggota populasi
» Tidak dapat dipakai
penggolongan statistik guna mengambil kesimpulan
d. Memilih sampel dengan kuota atau jatah
(Quota sampling)
Sampling kuota ini merupakan metode memilih sampel
yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan
(Nasution, 2003). Misalnya, peneliti ingin mengetahui kinerja suatu badan yang
dibentuk oleh pemerintah. Teknik ini juga mempunyai kekurangan dan kelebihan
(Nasution, 2003), yaitu:
·
Kelebihan,
» Dalam
pelaksanaannya mudah, murah, dan cepat
» Hasilnya berupa
kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai generalisai
umum
» Dalam sampel dapat
dengan sengaja kita masukan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri yang kita
inginkan
·
Kekurangan,
» kecenderungan memilih orang
yang mungkin didekati bahkan yang dekat pada kita yang mungkin ada biasanya
» memiliki ciri yang tidak dimiliki
populasi dalam keseluruhannya
e. Memilih sampel dengan cara ”getok tular” (snowball sampling)
Sampling ini digunakan untuyk menyelidiki
hubungan antar manusia dalam kelompok yang akrab atau menyelidiki cara-cara
informasi tersebar dikalangan tertentu (Nasution, 2003). Misal, dokter
mengetahui tentang pemakaian obat. Sampling ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan (Nasution, 2003), yaitu:
v Kelebihan,
» Sampling
ini digunakan untuk meneliti penyebaran informasi tertentu dikalangan kelompok
terbatas sampling serupa ini sangat bermanfaat
v Kekurangan,
» Dalam
penentuan kelompok bermula ada unsur subyektif , jadi tidak dipilih secara
random atau acak
» Penanganannya sukar sekali
dikendalikan jika jumlah sampel melebihi 100 orang
f. Sampling jenuh dan padat
Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila seluruh
populasi dijadikan sampel (Nasution, 2003). Misal, semua guru disuatu sekolah.
Sedangkan dikatakan padat bila jumlah sampel lebih dari setengah dari populasi
(Nasution, 2003), misalnya 250-300 orang dari populasi 500 orang. Sampling
jenuh baik digunakan jika julah populasinya dibawah 1000 orang. tapi, apabila
jumlah samplingnya lebih dari 1000 orang maka sampling jenuh tidak praktis lagi
dikarenakan biaya dan waktu yang digunakan sangat banyak.
D. UKURAN SAMPEL
- Pertimbangan
Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang
diambil akan sangat mempengaruhi keterwakilan (representativeness) sampel terhadap populasi. Keterwakilan populasi akan sangat menentukan
kebenaran kesimpulan dari hasil penelitian. Semakin besar ukuran sampel akan
semakin mewakili populasi (Nana Syaodih Sukmadinata, 2005). Biasanya para
peneliti ingin bekerja dengan sampel sekecil mungkin, karena semakin besar
jumlah sampel yang digunakan maka akan semakin besar pula biaya yang akan
dikeluarkan, makin banyak tenaga yang digunakan dan semakin lama waktu yang
diperlukan.
Dalam pengambilan sampel dibutuhkan sebuah
pertimbangan dari berbagai aspek diatas, sehingga sampel yang digunakan dapat
mewakili populasi yang diteliti dan lebih efisien. Contoh ukuran sampel melalui
pertimbangan, antara lain:
·
Dalam
penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30 individu telah dipandang
cukup besar,
·
Dalam
penelitian kausal komperatif dan eksperimental, 15 individu untuk setiap
kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai
·
Dalam
penelitian survei, sampel sebanyak 100 individu untuk seluruh sampel baru cukup
memadai
- Kebutuhan Sampel Besar
a.
Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak
bisa dikontrol.
Dalam variabel yang tidak dapat dikontrol, para
peneliti mengatasinya dengan sampel besar (Nana Syaodih sukmadinata, 2009).
Contoh: Penelitian tentang dampak pembelajaran dengan menggunakan website
tehadap pengembangan kreatifitas siswa SMA. Dalam penelitian tersebut meneliti
dampak dari macam-macam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan website,
pengembangan kegiatan dan penemuan hal baru. Dari beberapa kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan website akan terlibat beberapa faktor atau
variabel lain seperti: kecerdasan, kematangan, jenis kelamin, latar belakang
sosial ekonomi,dll. penelitian dengan sampel besar memungkinkan mengadakan
analisis yang berkenaan dengan faktor-faktor tersebut.
b.
Jika dalam penelitian terantisipasi adanya
hubungan atau perbedaan yang kecil.
Adanya perbedaan atau hubungan yang kecil bisa
terabaikan jika ukuran sampelnya kecil. Dengan menggunakan sampel besar,
perbedaan atau hubunga-hubungan yang kecil dapat terukur kebermaknaannya
(signifikansinya). Contoh: penelitian tentang perbedaan pengaruh penggunaan media
terhadap prestasi belajar para siswa di SMP. Jika sampelnya kecil tidak akan
ditemukan adanya perbedaan pengaruh, tapi jika menggunakan sampel besar
kemungkinan akan ditemukan adanya perbedaan.
c.
Jika dalam penelitian dibentuk
kelompok-kelompok kecil.
Dalam beberapa penelitian eksperimental, tujuan
penelitian tidak hanya diarahkan pada penguji perbedaan pengaruh dari beberapa
perlakuan yang diberikan tapi, juga menguji perbedaan pengaruh satu atau lebih
perlakuan tersebut terhadap beberapa kelompok yang berbeda (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009).
d.
Menghindari penyusutan
Dalam proses penelitian sering terjadi penyusutan
jumlah sampel. Makin panjang masa penelitian berlangsung kemungkinan terjadinya
penyusutan jumlah sampel semakin besar. Untuk menghindari dampak penyusutan
tersebut maka diperlukan jumlah sampel yang besar. Upaya untuk mengurangi
penyusutan antara lain:
·
tekankan
pada subjek sampel bahwa mereka jangan sampai mundur di tengah jalan
·
tegaskan
pentingnya penelitian
·
sebelum
mulai berpartisipasi mintalah kesediaan mereka untuk ikut sampai tuntas.
·
adakan
kontak secara teratur untuk memelihara hubungan dan minat mereka
e.
Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan
secara statistik dipenuhi.
Dalam analisis statistik pengujian instrumen dan
pengujian hipotesis dituntut tingkat kepercayaan tertentu minimal 95% atau
alpha 5% tapi lebih baik kalau kepercayaan 99% atau alpha 1%. Untuk itu dalam
mencapai tingkat kepercayaan tersebut dituntut sampel yang besar.
f.
Jika dalam penelitian dihadapkan pada
populasi yang sangat heterogen
Dalam penelitian diharapakan populasi yang
heterogen sehingga sampel acak yang sederhana dapat segera ditemukan. Contoh:
populasi siswa, kita akan berhadapan dengan perbedaan jenis sekolah, tingkat
kelas, jurusan, usia, jenis kelamin, tingkat kederdasan, minat, hobi ,dll.
penggunaan sampel yang besar memberikan kemungkinan untuk dapat memperhatikan
perbedaan dalam variabel-variabel tersebut (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009).
g.
Jika reliabilitas dari variabel bebas
tidak terjamin
Dalam penelitian tidak selalu reliabilitas atau
ketepatan hasil penelitian itu bisa dijamin. Hal ini dikarenakan karakteristik
variabel itu sendiri. Untuk mengurangii dampak reliabilitas yang rendah dari
variabel tersebut diperlukan sampel berukuran besar.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution. 2003.
Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinat. 2009. Metode
Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Margono. 1997.
Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi. 2003.
Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Supranto.1998.
Teknik Sampling untuk Survei dan Eksperimen. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar